Archive for Warta

Kaki Pot Memperindah Penampilan Tanaman

POT tanaman hias dan bunga akan tampak indah penampilannya apabila diberi kaki. Pot bunga dan tanaman hias yang berkaki ini akan menambah dekorasi sebuah ruangan tamu atau teras rumah.

UNTUK memasang kaki pot, diperlukan kemampuan tersendiri untuk memilih kaki pot agar selaras dengan pot berisi tanaman hias dan bunga mawar atau anggrek yang akan diberi kaki. Pot berkaki akan tampak lebih indah penampilannya.

Hal itu, misalnya, dilakukan Ny Marlina (50). Warga yang tinggal di sebuah perumahan di Kelurahan Cipaku, Bogor Selatan, Kota Bogor, itu menata ruang tamunya dengan menempatkan pot tanaman hias dengan kaki pot jangkung (ukuran 80 cm) di sudut ruang kosong.

Pot tanaman hias berkaki jangkung itu menambah sudut ruangan sekitar menjadi enak dipandang. Selanjutnya, sebuah pot kecil berisi tanaman hias diletakkan pada kaki pot yang berbentuk sepeda ukuran kecil di atas meja. Kaki pot berbentuk sepeda dengan menopang pot kecil berisi tanaman hias ini menjadi hiasan meja.

Kemudian, pot berisi tanaman suplir dan tanaman lainnya juga diberi kaki pot, diletakkan di teras rumah di bawah jendela. Selain memperindah penampilan pot, kaki pot juga berfungsi mengikat pot agar lebih kokoh. Pemasangan kaki pada pot ini juga dimaksudkan agar air yang merembes dari bawah pot seusai disiram tidak membasahi lantai. Sebab, di bagian bawah kaki pot ini dibuatkan tempat tatakan piring cekung untuk menampung rembesan air.

“Selain itu, tak membutuhkan tenaga untuk memindahkan pot tanaman karena tak usah diangkat, cukup digeser saja, kalau ingin membersihkan,” kata Ny Marlina.

Ny Marlina membeli kaki pot dari temannya, Ny Sianiwati, perajin pemula bidang kaki pot dengan harga relatif murah. Dari ukuran kecil seharga Rp 10.000 per buah, menengah Rp 25.000 per buah, sampai Rp 50.000 per buah untuk kaki pot jangkung ukuran 100 cm.

KAKI pot buatan Ny Sianiwati, yang juga tinggal di daerah Cipaku, dibuat dengan bahan kawat sampai besi beton berukuran 10 milimeter. Aneka bentuk kaki pot dibuat sesuai selera konsumen. Kaki pot tersebut dilapisi bubuk plastik dengan warna hitam sehingga tahan karat. Kaki pot berwarna hitam yang banyak diproduksi sesuai dengan keinginan konsumen.

Aneka macam kaki pot banyak dijual penjual tanaman hias di Jakarta, Bogor, dan daerah lainnya. Harganya tergantung dari ukurannya dan kualitas produknya.

Pot berkaki dapat ditempatkan di mana saja, kapan saja anda suka, untuk memperindah ruangan atau teras rumah.

Meski demikian, diperlukan kejelian menata ruangan dengan pot tanaman hias yang berkaki. Pilih jenis tanaman hias dan pilih kaki pot yang sesuai. Untuk tanaman hias, belilah sebatas kemampuan untuk menghias ruangan taman atau teras. Tak perlu membeli tanaman hias yang mahal harganya. Sebab, tanaman hias yang murah harganya tetap memukau. Ia tak kalah menarik dan menawan dengan yang mahal harganya bila ditata dengan apik. Meski demikian, jangan asal memasang kaki pot. Sebab, kalau sembarangan memasang kaki pot, kenyamanan dan keindahannya tak akan bisa dinikmati. (PUN)

Sumber : Kompas

Comments (14) »

Lemon ”Cui”, Manfaat dan Kepopulerannya

MESKI berukuran kecil, buah ini memiliki manfaat yang tidak ”mungil”. Industri farmasi, kosmetik, sampai rumah tangga membutuhkannya. Sayang, ia sangat jarang menampakkan diri di pasaran. Pada umumnya, lemon-lemon — seperti sitrun, rough lemon, lemon hitam atau lemon madura — memang berukuran mini. Sementara bagi para aktivis dapur yang biasa mengolah sajian ikan, lemon cui bukanlah barang asing. Pasalnya, selain berfungsi mengusir bau amis, jeruk mungil ini juga bisa memberi aroma penggugah selera makan.

Seperti jeruk pada umumnya, lemon cui kaya akan vitamin C dan kalsium. Istimewanya, pohon lemon ini begitu produktif dan mampu berbuah sepanjang musim. Ia berbentuk bulat kecil, seukuran jeruk nipis dengan cita rasa sangat asam. Ketika masih muda berwarna hijau gelap. Setelah tua, kulit buah jadi lebih halus dan lunak menyerupai jeruk siam medan berukuran mini, sedangkan warnanya menjelma jadi kekuning-kuningan. Daging buah berair banyak dengan keharuman cukup tajam dan tahan lama. Karena aromanya itulah, orang Madura kerap mengolah lemon cui jadi pengharum ruangan tradisional.

Perasan jeruk kecil ini juga bisa dimanfaatkan untuk campuran air ketika mencuci rambut. Hasilnya? Rambut lebih licin berkilat dan tidak kusam. Selebihnya, seperti jeruk nipis, bila perasannya dicampur sesendok kecap, mampu mengusir batuk dengan cepat.

Batang lemon cui bercabang dan beranting banyak. Jika dibiarkan tumbuh lepas, cabang dan rantingnya akan menjulang tidak beraturan. Oleh karena itu, perlu dilakukan pemangkasan. Batangnya yang berwarna gelap sama sekali tidak berduri, sedangkan daunnya yang cenderung menghadap ke atas berukuran 2-3 cm dan lebar 1-2 cm. Warna hijau tua dengan bentuk membulat.

Selain berguna untuk pengolahan sajian yang terbuat dari ikan, lemon cui juga bisa diolah jadi minuman jeruk segar atau lemon tea. Ia sangat pas untuk mengusir rasa dahaga sekaligus penyegar tubuh yang kelelahan.

Kalau begitu, mengapa kita tak mencoba menanamnya sendiri? Tumbuhan ini sangat manis dijadikan tabulampot (tanaman buah dalam pot). Ketika berbuah lebat, penampilannya benar-benar tidak mengecewakan.

Persiapan tanam

Bibit lemon cui dapat diperoleh dari penangkar bibit buah-buahan. Bibit tersebut bisa berasal dari perbanyakan vegetatif, entah okulasi, cangkokan, maupun sambungan. Ukuran pot harus disesuaikan dengan besar kecilnya tanaman.

Media tanam yang digunakan adalah tanah kebun yang subur. Bisa juga campuran tanah, pasir, dan pupuk kandang (1:1:1). Sebelum menanam bibit, tutuplah lubang dasar pot dengan pecahan genteng, lantas lapisi atasnya dengan kerikil dan pasir secukupnya. Kemudian masukan media tanam tadi dengan volume sepertiga saja.

Kemudian, pangkaslah sebagian akar bibit lemon cui. Jangan sampai ada akar tunggang yang terlalu panjang. Letakkan bibit di tengah-tengah pot, kemudian isi media tanam lagi. Siramlah dengan sedikit air agar tanah memadat.

Tabulampot lemon cui membutuhkan sinar matahari. Kebutuhan penyinarannya setiap hari sekira lima jam. Oleh karena itu, letakkan tabulampot pada posisi yang tidak terlalu teduh lalu lakukan penyiraman secara teratur.

Jika tabulampot lemon cui sudah berumur 3-4 tahun, sebaiknya lakukan repotting. Caranya, pangkas lebih dulu cabang tanaman sebanyak sepertiganya. Biarkan tanah mengering selama 2-3 hari, tanpa melakukan penyiraman. Angkat tanaman dan buang sebagian tanahnya. Jangan lupa, siapkan pot baru yang ukurannya lebih besar dan — tentu saja — media tanam baru. Isi pot dengan tanah pengganti, lalu tanamkan lemon cui sekali lagi.

Agar tumbuhan mungil ini mampu berbuah produktif, lakukan pemupukan setiap empat bulan sekali. Pada umur empat bulan pertama, taburkan NPK sebanyak 25 gram per tanaman. Lantas, sesuai dengan bertambahnya umur tanaman, dosis pupuknya bertambah jadi 50 gram, 100 gram, 400 gram, dan seterusnya.

Selain pemupukan, lakukan pula pemangkasan. Di samping untuk meningkatkan produktivitas buah, pemangkasan juga dimaksudkan untuk mempercantik penampilan. Idealnya, proporsi perbatangan tabulampot lemon cui adalah 1, 3, dan 9 yang akan menghasilkan 27 cabang atau ranting tersier. Artinya, satu batang pokok setinggi 50-100 cm hanya memiliki tiga cabang primer yang posisinya berimbang (panjang cabang primer 30-50 cm) dan sembilan cabang sekunder. Dengan demikian, cabang atau ranting lainnya dibuang saja. Pembuahan akan terjadi pada ranting-ranting tersier.

Hama ulat

Lemon cui jarang terkena penyakit dan nyaris bebas hama. Kalaupun ada, satu-satunya pengganggu hanyalah ulat papilio. Binatang lunak ini menyerang daun muda dan tunas yang sudah berdaun. Sangat menjengkelkan jika dibiarkan begitu saja, tingkat serangan si ulat bisa menghebat dan hanya menyisakan kerangka tulang daun. Akibatnya, tanaman jadi gundul total dan akhirnya mati.

Ketika masih muda, ulat ini berwarna cokelat. Ia berubah wujud jadi hijau bergaris putih, saat dewasa dengan panjang 50-60 mm. Untuk pengendaliannya, penanam perlu mengamati kondisi tabulampot ini secara teratur. Jika menemukan 1-2 ulat papilio, bisa langsung dihabisi. Namun, kalau jumlahnya banyak dan serangan tergolong akut, bisa dibasmi dengan insektisida. Akan tetapi, sebaiknya tetap waspada saat melakukan penyemprotan, jangan sampai terkena buahnya.

Orang bilang, kepopuleran buah imut ini tengah menanjak, lantaran mulai menyaingi jeruk nipis. Para peneliti juga mulai memikirkan pengembangan lemon cui tanpa biji. Tak heran, berbagai kelebihannya memang bisa menggugah selera pasar buah sekaligus menjadikannya sebagai komoditas unggulan. Terlebih, iklim Indonesia cukup sesuai untuknya. Jadi, tunggu apa lagi? (rk. utami).

Sumber : Pikiran Rakyat

Comments (24) »

Edi Yana : Maniskan Anggur Bali

Majalah Trubus, Senin, 04 September 2006 07:55:02

Di sebuah ruangan balai penelitian di Singaraja, Bali. Seorang peneliti terheran-heran kala Trubus bercerita hendak ke kebun anggur. Apanya yang mau diliput. Memang masih ada anggur manis di sini? tanya Dr Haryanti MS, sang peneliti, tak percaya. Sejak 3 -4 tahun terakhir kejayaan anggur bali memang terbenam. Tak ada lagi anggur super yang manis. Namun, di salah satu sudut Singaraja, Trubus menemukan anggur super dari sebuah kebun. Meski tingkat kematangan belum optimal, rasa manis terasa menyergap lidah.

Rasa anggur di kebun I Gede Edi Yana SE itu luar biasa. Ini belum seberapa. Bila 3 -4 hari lagi dipetik, pasti lebih manis, katanya. Memang saat dipetik tangkai buah anggota keluarga Vitaceae itu masih hijau bersemburat ungu. Tanda buah matang optimal tangkai buah bagian atas berubah ungu.

Toh , semua orang sepakat, anggur dari kebun Edi Yana tergolong terbaik di Singaraja. Kalau mau anggur manis, datang saja ke kebunnya, kata seorang kenalan yang Trubus temui di sebuah pameran di Kuta pada penghujung 2003. Pantas anggur yang berasal dari Kecamatan Seririt, Singaraja, itu kerap dipajang di berbagai pameran nasional.

Teknik pemupukan

Sepintas pemandangan di kebun Edi tak ada bedanya dengan kebun di sekitar. Usut punya usut, teknik pemupukan yang dilakukan ayah 3 anak itulah yang menyebabkan kualitas buah berbeda. Ia mengandalkan pupuk NPK berkadar K tinggi dan pengapuran dolomit CaMg(CO3)2 agar buah manis. K tinggi diberikan saat tanaman disuburkan, sebelum dipangkas untuk berbunga. Pekebun lain lazimnya menggunakan pupuk NPK seimbang dan pengapuran kalsit CaCO3

Menurut Ir Wijaya MS, pakar buah di Bogor, teknik pemupukan K tinggi memang berperan meningkatkan kualitas buah. Kalium berperan sebagai katalisator enzim dalam pembentukan gula dari amilum, kata mantan peneliti di Kebun Pembibitan Buah Cipaku, Bogor, itu. Kalium juga berperan mempertebal dinding sel sehingga tanaman lebih tegar dan kokoh.

Pengapuran dolomit CaMg(CO3)2 diakui memaniskan buah. Pasalnya, kapur dolomit mengandung Mg. Magnesium itu satu-satunya mineral penyusun klorofi l. Ia tak ditemui di kalsit, ujarnya. Dengan penambahan magnesium maka daun lebih hijau. Secara tak langsung proses pembentukan gula menjadi lebih optimal ketimbang tanaman yang kekurangan magnesium.

NPK 1:2:2

Menurut Edi, pupuk K tinggi diberikan pertama kali saat tanaman berumur 11 bulan setelah tanam. Benamkan 1 ons NPK 1:2:2 sejauh 1 m di sekeliling batang setiap 10 hari. Pemberian dilakukan 4 kali sebelum tanaman dipangkas. Sebelumnya, pada umur 2 -11 bulan, pupuk yang digunakan ialah NPK 2:2:1.

Pohon yang dipupuk K tinggi batangnya semakin kokoh. Pada bulan ke-12 dilakukan pemangkasan cabang. Minimal 7 ruas disisakan pada cabang tersier. Agar memudahkan, waktu pemangkasan itu dianggap sebagai 0 hari. Anggur dipanen 105 hari setelah pemangkasan. Pada umur 0 -5 hari biasanya air masih mengucur dari cabang yang dipangkas. Baru pada hari ke-5 sampai ke-20 dilakukan penyemprotan ZPT dari golongan auksin dan giberelin untuk merangsang tunas bunga keluar serempak. Dosisnya sekitar 1 cc per liter atau sesuai yang tertera di kemasan. Perlakuan 4 kali setiap 5 hari.

Pada umur 50 hari lazimnya bunga yang muncul telah menjadi bakal buah. Benamkan 1 kg NPK 1:2:2 di sekeliling batang. Tujuannya agar dinding sel buah kokoh. Ulangi pembenaman NPK 1:2:2 sebanyak 0, 75 kg pada hari ke-75. Pada umur itu terjadi proses pematangan buah. Pemberian K tinggi diharapkan mampu meningkatkan enzim yang berperan dalam pembentukan gula. Pada hari ke-105, buah siap dipanen dengan cara digunting.

Suburkan kembali

Setelah panen, tanah disuburkan kembali. Caranya tambahkan bokashi 20 kg dan dolomit 2, 5 -3, 5 kg. Bokashi berperan memasok hara makro dan mikro yang dibutuhkan tanaman. Dolomit menaikkan pH tanah agar mendekati netral. Berikan juga 2 kg pupuk K tinggi untuk mengokohkan batang. Setelah itu istirahatkan tanah selama 2 minggu, sambil menunggu tanaman subur. Pohon yang telah subur siap dipangkas kembali sama seperti pada saat perangsangan bunga.

Menurut Edi cara itu bisa diterapkan pada anggur di daerah lain. Yang terpenting wilayah itu cocok untuk penanaman anggur. Dari penelusuran Trubus , lokasi yang paling sesuai untuk anggur ialah yang memiliki ketinggian tak lebih dari 300 m. Tanahnya cukup gembur, tapi memiliki lapisan cadas di kedalaman 40 cm. Lapisan cadas itu dibutuhkan untuk menahan air irigasi dan pupuk tercuci. (Destika Cahyana)

Comments (83) »

TaBuLamPot : Solusi Pas di Lahan Terbatas

Sinar Harapan , Cibinong – Keterbatasan lahan tak mesti mengekang hobi pertanian. Sebagian pehobi coba kutak-kutik. Mereka tetap melakukan hobi berkebun walau ruang yang tersedia tak cukup luas. Jangan sebut kata luas, tapi pas-pasan. Lewat sebuah kebetulan, muncul alternatif baru untuk menjawab kelangkaan lahan tadi. Dari situ, pilihan tempat untuk menanam tak lagi terbatas di lahan terbuka, macam pekarangan atau kebun, namun sudah merambah pada media pot. Inilah yang disebut tanaman buah dalam pot atau yang di kalangan pehobi disebut ”tabulampot”.

Poly
Bayu Dwi Mardana
Lily Turangan tampak asyik merawat tanbulampot kesayangan. Bagi pehobi berkebun di kota, tanbulampot bisa jadi alternatif yang menarik.

”Tanbulampot memang dikenal sebagai solusi bertani bagi orang-orang kota. Dengan lahan sempit, orang-orang kota itu ingin bisa menikmati buah dari pohon yang mereka tanam,” ungkap Lily Turangan (57), salah seorang pehobi tanaman di bilangan Cileungsi, Kabupaten Bogor. Ibu yang mengaku cinta tanaman sejak usia sekolah dasar ini amat tergila-gila dengan tanaman buah dalam pot. Buktinya, ia tak cuma menanam pohon buah dalam pot saja tapi ikut mengembangbiakkan tanaman itu.
Menurut Ir. Joesi Endah, penggemar tanaman yang juga konsultan pertanian, budi daya sistem tanaman buah dalam pot tak hanya melahirkan solusi bertani bagi orang kota atau pemilik lahan sempit, namun juga mengandung kolaborasi antara teknologi pertanian dan nilai estetika.
Awalnya, cara bertanam di dalam pot hanyalah sebagai kegiatan iseng beberapa penangkar buah. Ini dilakukan karena bibit tanamannya tak banyak yang laku terjual. Kejadian ini berlangsung pada awal delapan puluhan. Saat itu, urusan jual-beli bibit tanaman buah belum semeriah sekarang.
Khawatir bibit yang tak laku tumbuh terus, para penangkar itu nekat menanamnya dalam pot. Perawatan yang dilakukan pun tak jauh beda ketika bibit itu ditanam di tanah lapang. Hasilnya, sungguh di luar dugaan. ”Mereka bisa tetap mendapat buah. Bahkan lebih rajin berbuah dan tanamannya mudah didapat,” kata Joesi, insinyur pertanian jebolan Institut Pertanian Bogor (IPB).
Ada sejumlah keuntungan bila memelihara tanaman buah dalam pot di sekitar kita. Paling gampang, kebutuhan gizi dan vitamin keluarga bisa terpenuhi berkat buah yang hadir hampir sepanjang musim. Belum lagi, unsur penghijauan rumah meski hanya punya lahan pas-pasan. Unsur estetika dan keindahan pun bisa muncul. Coba saja lihat saat tanaman itu semarak berbuah. Warna kuning ranum berpadu hijau daun yang cantik. Lagi pula ukuran tajuk tanaman ini tergolong ”kompak” sebab tingginya hanya sekitar 1 sampai 2 meter saja.
”Penempatan secara soliter di teras atau di dalam ruangan bisa dilakukan sesuai kebutuhan dan kondisi tanaman. Ia juga bisa dipadukan dengan tanaman hias di taman atau halaman rumah,” ujar Joesi tentang fungsi estetika tanaman buah dalam pot.
Beragam tanaman buah saat ini sudah banyak yang berhasil dibudidayakan dengan distem pot. Lily Turangan menyebut enam jenis tanaman buah yang biasa ia tanam dengan teknik ini. ”Dari pengalaman saya, jenis mangga, jambu biji, belimbing, jeruk, srikaya dan kedondong mudah berbuah dan hidup dalam pot.”
Ada yang mudah, tentu ada pula yang sulit. Jenis alpukat, durian, gandaria dan nangka besar adalah beberapa contoh tanaman buah yang sulit ditanam sebagai tanaman dalam pot. Sedang jambu bol, jambu mawar, manggis, duku, jamblang, lengkeng, nangka madu dan rambutan termasuk contoh yang agak sulit dibudidayakan sebagai tanaman dalam pot.

Lima Syarat
Agar tanaman dalam pot rajin berbuah, Lily dan Joesi sama-sama menyebut sejumlah syarat yang harus dipenuhi. Paling tidak ada lima syarat tumbuh atau faktor yang jadi pertimbangan.
Pertama, pemilihan jenis tanaman yang sesuai dengan ketinggian tempat. Kedua, pemilihan bibit tanaman. Diikuti pemilihan media tanam dan pot. Lalu pemupukan yang efektif dan terakhir, pengendalian hama dan penyakit tanaman.
Pengetahuan asal-usul tanaman harus sudah nyantol di otak sebelum memutuskan menanam suatu bibit tanaman buah dengan teknik pot. Ini penting. ”Jangan sampai stroberi dan apel yang merupakan tanaman di daerah dingin, ditanam di dataran rendah. Wah, mana mau berbuah dia,” kata Joesi memberi perumpamaan. Umumnya, semua jenis tanaman buah hanya dapat berbunga dan berbuah dengan baik bila ditanam di daerah berketinggian sekitar 400 m dpl.
Pemilihan bibit juga tak kalah penting. Bibit yang baik tentu akan menghasilkan – secara kualitas dan kuantitas – pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang jempolan. ”Saya menganjurkan untuk memilih bibit tanaman buah yang jelas asal-usulnya. Artinya, bibit dibeli dari penangkar tanaman yang baik dan terpercaya,” ucap Lily.
Urusan bibit selesai, langkah berikut menyiapkan media tanam dan pot. Kata Joesi, media tanam yang digunakan untuk tanaman buah dalam pot sebaiknya memenuhi syarat minimal, yaitu mengandung tanah sebesar 50 %, pasir 20 % dan bahan organik 30 %.
Dari syarat minimal tadi, bisa diterjermahkan menjadi berbagai macam komposisi bahan dasar sebagai media tanaman buah dalam pot. Bahan dasar untuk media tanam terdiri atas tanah, pupuk kandang, kompos, pupuk kimiawi dan bahan lain sebagai tambahan.
Pemilihan pot yang tepat menjadi modal awal bagi pertumbuhan tanaman. Pot yang digunakan bisa dipilih dengan memanfaatkan kaleng biskuit bekas, sisa galon air mineral, ember tak terpakai, drum bekas senyawa kimia dan lainnya. Agar menghindari kontaminasi zat, Lily menyarankan membeli wadah yang sudah dicuci. Wadah favorit tetap dipegang belahan drum bekas. Wadah ini mampu menampung seluruh sistem pengakaran.
Pemupukan harus dilakukan dengan dosis tertentu. Kelebihan dan kekurangan dosis tentu berdampak buruk bagi tanaman itu. Jenis pupuk yang bisa dipilih memang beragam. Yang pasti, tanaman buah butuh unsur hara makro, seperti N, P, K dan unsur hara mikro macam Ca, Mg dan S. Unsur hara mineral itu merupakan sumber nutrisi bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Cermati pula waktu dan cara pemupukan.
Langkah terakhir, pengawasan terhadap hama dan penyakit tanaman. Faktor pengganggu ini jangan sampai mengacaukan mimpi Anda untuk memanen buah. Bayangkan betapa kecewanya hati ini saat mengetahui pertumbuhan tanaman buah terhambat oleh hama dan penyakit.
Pada tanaman buah juga dikenal teknik pemangkasan. Tujuannya, kata Joesi, untuk menjaga kesehatan dan meningkatkan produksi. Pemangkasan juga mampu menjaga kelembaban tanaman sehingga tak mudah terserang hama dan penyakit.
Berdasar umur tanaman, pemangkasan terbagi menjadi tiga, yaitu pemangkasan pada pembibitan, pemangkasan tanaman yang belum menghasilkan dan pemangkasan tanaman yang sudah menghasilkan. Sedang dilihat dari tujuannya, pemangkasan dibedakan menjadi empat, yaitu pemangkasan bentuk, pemeliharaan, produksi dan peremajaan.
Bagi sebagian pehobi, tanaman buah dalam pot bisa jadi lahan bisnis yang menarik. Dengan perawatan yang cermat, tanaman buah dalam pot mampu menyedot perhatian siapa saja.
Tajuk tanaman yang tak terlalu tinggi dengan disusupi gerombol buah di ujung cabang, apalagi saat dicicipi buahnya, terasa manis dan segar, siapa yang tak kepincut. Jadi jangan heran bila ada tanaman buah dalam pot yang mampu mencapai seharga tiga juta rupiah. Wow!
(SH/bayu dwi mardana)

Poly2

Jambu biji termasuk salah satu jenis tanaman buah yang mudah ditanam dan berbuah dengan teknik tanbulampot.

Copyright © Sinar Harapan 2002

Comments (124) »

Kita Memiliki Ratusan Varietas Jeruk

MINGGUAN Far Eastern Economic Review (FEER)
pertengahan bulan Oktober lalu menampilkan tulisan
The Great Horticultural Revolution, China’s Farmers Are
Rocking World Markets. Intinya, betapa hebat negeri
China dalam waktu singkat muncul menjadi produsen
produk buah dan sayuran dunia yang nyaris menyodok
dominasi Amerika Serikat.
Sejumlah petani yang semula adalah pensiunan pegawai
pemerintahan negeri Tirai Bambu itu, tidak berhenti
bekerja begitu saja setelah menyandang status
pensiunan tersebut. Mereka menanam berbagai jenis
sayuran dan buah. Produk mereka bisa memasuki pasar
Jepang, Singapura, dan bahkan mulai merambah
Amerika Serikat (AS).
Di Indonesia, produk mereka mudah dijumpai di pasar
swalayan. Produk mereka mendominasi pasar
dibandingkan dengan produk lokal ataupun produk impor
lainnya. Kekayaan kita yang melimpah hampir terlibas
oleh produk-produk mereka.
Padahal kita memiliki berbagai komoditas hortikultura
yang juga tak kalah hebat. Salah satunya adalah jeruk.
Kita sering kali tidak mau untuk sejenak mengamati
tanaman jeruk yang ada di sekitar kita. Sepertinya
semua itu sudah menjadi hadiah alam sehingga
cenderung membiarkannya, sedangkan produk impor
terus membanjiri pasar.
Loka Penelitian Tanaman Jeruk dan Hortikultura
Subtropis (Lolitjeruk), Badan Libtang Pertanian, yang
berada di Kota Batu, Provinsi Jawa Timur, sudah lama
berusaha mengumpulkan salah satu kekayaan sumber
daya hayati ini. Lembaga ini sudah mengumpulkan
paling tidak 160 varietas jeruk dari Sabang sampai
Merauke, serta sedikit dari varietas luar negeri.
Beberapa di antaranya adalah jeruk keprok Tejakula,
Sipirok, Kacang, Siem, Banjar, Sioumpu, Siam Madu,
dan Bali Merah. Ada juga Crifta 01, Jemari Taji, Pamelo
Ratu, Raja, Magetan, Sri Nyonya, Nambangan, dan jeruk
manis Pacitan.
Lembaga ini memiliki kebun yang berisi berbagai jenis
tanaman jeruk yang terletak di Kebun Percobaan Punten
tidak jauh dari Kota Batu. Satu varietas terdiri dari dua
pohon induk (mother tree). Tanaman ini dilindungi dalam
sebuah rumah yang tertutup oleh kain kasa.
Pengamanan ini agar tidak ada vektor penyakit yang
masuk dan bisa merusak tanaman jeruk.
KEPALA Lolitjeruk Ari Supriyanto dan peneliti jeruk
Anang Triwiratno mengatakan, berbagai varietas jeruk ini
pada dasarnya secara komersial dikelompokkan menjadi
beberapa jenis, yaitu jeruk manis, jeruk keprok, jeruk
siam, dan jeruk jenis tertentu.
Jeruk manis (Citrus sinensis) adalah jeruk yang memiliki
kulit tebal dan biasanya untuk dapat dikonsumsi harus

dipotong dengan pisau. Jeruk yang termasuk dalam
kelompok ini antara lain jeruk Pacitan dan jeruk
Valensia.
Adapun jeruk keprok (Citrus reticulata) atau dalam
perdagangan internasional disebut jeruk Mandarin. Jeruk
ini memiliki ciri berkulit tebal dan buahnya agak besar.
Jeruk ini pada awalnya banyak ditemukan di China dan
Asia Tenggara. Jeruk ini dibawa ke Eropa dan Amerika
sekitar tahun 1800-an. Jadilah jeruk ini mendunia.
Sementara jeruk siam (Citrus suhuensis) atau disebut
jeruk Tanggerin memiliki ciri berkulit tipis. Anang
Triwiratno mengatakan, hampir 80 persen jeruk yang
ada di Indonesia merupakan jeruk siam.
Jeruk jenis tertentu terdiri dari jeruk nipis, jeruk pamelo
atau jeruk besar, jeruk purut, dan jeruk sambal. Jeruk
Bali termasuk dalam jeruk pamelo atau jeruk besar itu.
Sedangkan jeruk sambal misalnya limau yang sering
dipakai untuk “mengasamkan” siomay. Sampai saat ini
jeruk yang disebut benar-benar asli Indonesia adalah
jeruk nipis.
DI antara berbagai jenis buah-buahan, jeruk merupakan
salah satu komoditas yang banyak dikonsumsi
dibandingkan dengan buah lainnya. Bila diusahakan
secara komersial, jeruk akan memberi keuntungan yang
besar karena konsumsi jeruk sangat tinggi. Permintaan
jeruk mulai dari anak-anak hingga orang tua.
Perkembangan luas areal tanaman jeruk seperti yang
tercatat di Badan Pusat Statistik (BPS) dari 24.563
hektar dengan produksi 696.422 ton pada tahun 1997,
kemudian meningkat pada tahun 2002 menjadi luas
panen 47.824 hektar dengan produksi 968.132 ton.
Meski demikian, pertanyaannya mengapa jeruk impor
membanjiri pasar?
Ari Supriyanto mengatakan, tingginya impor jeruk sejak
beberapa tahun lalu sebenarnya memperlihatkan adanya
permintaan jeruk jenis tertentu. Ini juga menjadi
tantangan bagi produsen dalam negeri. Permintaan jenis
ini harus diikuti dengan penelitian hingga dihasilkan jeruk
yang sesuai dengan selera konsumen.
Dengan demikian, meski kita memiliki banyak varietas
jeruk, maka yang harus dilakukan adalah rasionalisasi
penanaman jeruk. Beragamnya varietas jeruk
menyebabkan mutu jeruk yang dihasilkan sangat
beragam dan akibatnya pemasaran jeruk tidak efisien.
Untuk itu, harus dicari jeruk-jeruk unggul yang sesuai
dengan selera konsumen baik lokal maupun luar negeri
yang dibudidayakan. Sangat boleh jadi beberapa
varietas jeruk tidak disukai di dalam negeri tetapi kalau
pasar di luar negeri membutuhkan, maka budidaya jeruk
jenis ini pun perlu dilakukan untuk tujuan ekspor.
Beberapa pemerintah daerah menyadari hal ini. Potensi
penanaman jeruk di daerah tertentu dimaksimalkan dan
hanya jeruk tertentu yang ditanam di daerah ini.
Kebangkitan jeruk mulai terlihat seperti di Kabupaten
Sambas, Provinsi Kalimantan Barat, dan beberapa
kabupaten di Provinsi Jawa Timur.(ANDREAS
MARYOTO)

Comments (10) »

UPPKS INTAN KENCANA BISNIS SIRUP JERUK NIPIS BUTUH BAPAK ANGKAT

TaBuLamPot, 04 Januari 2007

Ciawi, KBI Gemari
Berawal dari keprihatinannya terhadap hasil panen jeruk nipis yang berlimpah dan tidak dimanfaatkan secara maksimal di daerahnya, sehingga banyak jeruk yang menjadi busuk dan mubazir. Selain itu, Prof. DR. H. Haryono Suyono sewaktu menjadi Menteri Negara Kependudukan/Kepala BKKBN menyarankan Nunung Nurhayati, untuk mengembangkan dan memanfaatkan panenan jeruk nipis supaya menjadi Sirup Jeruk Nipis. Hal itulah yang menambah kepercayaan dirinya untuk berkiprah.
Sebagai seorang Kepala Urusan Desa yang membawahi bidang kesejahteraan rakyat di Desa Ciawi Gebang, Kuningan, Jawa Barat, Nunung Nurhayati melihat, betapa menyedihkan tingkat ekonomi masyarakat di desanya. Untuk itu, ketua kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Berencana (UPPKS) Intan Kencana ini berusaha keras bagaimana caranya mengangkat kesejahteraan masyarakat di desanya tersebut.
Melihat di desanya banyak pohon jeruk nipis yang kurang mendapat perhatian dari para petani, sehingga panennya terbengkalai, Nunung lalu mengumpulkan beberapa orang ibu untuk mencoba membuat suatu produk siap pakai yang bahan bakunya dari jeruk nipis. Berbekal pelatihan dari Kanwil Departemen Perindustrian dan Perdagangan, serta pengalamannya selama sekolah di Sekolah Perawat Kesehatan, akhirnya jeruk nipis mubazir itu bisa diolah menjadi sirup dan tonik.
“Syukur alhamdulillah, ternyata sirup dan tonik jeruk nipis ini bukan hanya digemari di Indonesia saja, tapi juga oleh orang-orang manca negara,” ucapnya ketika ditemui KBI Gemari, baru-baru ini. Menurut Nunung, saat ini yang menjadi kendala ekspor dari jeruk nipis produksi kelompok UPPKS Intan Kencana selain permodalan adalah kemasan.
Umumnya pihak luar negeri menginginkan kemasan dari botol plastik sehingga mudah didaur ulang. Sedangkan kemasan yang digunakan produksi UPPKS ini dari botol kaca yang cukup berat bila akan dikirim, dan sulit untuk didaur ulang. Tak pelak, jika ada pengusaha botol plastik yang mau bekerja sama untuk menyediakan kemasan produksinya, Nunung merasa sangat senang.
Mengapa demikian? “karena, cita-cita saya untuk mengekspor hasil jeruk nipis ini ke manca negara bisa tercapai. Sedangkan untuk konsumsi dalam negeri, saya akan tetap mempertahankan menggunakan kemasan botol kaca. Karena dengan menggunakan botol kaca, tenaga kerja yang terserap cukup besar, terutama untuk mencuci botol-botol ini agar tetap steril,” harapnya.
Selama ini, diakui Nunung, memang ada yang mengekspor sirup jeruk nipisnya ke manca negara, seperti Brunei Darussalam, Kuwait, Jepang dan beberapa negara lainnya. Namun demikian jumlahnya masih kecil, karena keterbatasan tenaga dan permodalan, selain tentunya bahan baku.
Untuk memenuhi kebutuhan bahan baku jeruk nipis, kelompok UPPKS Intan Kencana melakukan kerja sama dengan para petani, yaitu melalui pemberian bibit dan pupuk gratis serta kepastian untuk membeli hasil panen para petani ini. Dengan begitu petani di Desa Ciawi Gebang pun terangkat kehidupannya.
Kelompok UPPKS Intan Kencana yang dibentuk tanggal 1 Oktober 1996 beranggotakan 20 orang. Terdiri dari 18 orang Keluarga Sejahtera I yang semula Prasejahtera, dan dua orang dari Keluarga Sejahtera I yang kini menjadi Keluarga Sejahtera III.

Modal awal
Ketika pertama kali mengawali usaha sirup dan tonik jeruk nipis ini, menurut pengakuan Nunung, kelompok UPPKS Intan Kencana benar-benar tidak ada modal sama sekali. Namun berbekal pinjaman Kredit Usaha Keluarga Sejahtera (Kukesra) – yang diselenggarakan BKKBN, Bank BNI dan Yayasan Damandiri – sebesar Rp. 26.000, berikut pinjaman dari Keluarga Sejahtera III yang sudah mapan sebesar Rp. 300.000, mulailah usaha sirup dan tonik jeruk nipis ini beroperasi.
Kini dengan modal ketekunan dan keuletan dalam mengembangkan usaha, dibantu dengan permodalan yang berasal dari Kredit Pengembangan Kemitraan Usaha (KPKU) dari BKKBN pertama sebesar Rp. 6 juta, tahap II 20 juta, serta dari Sarana Jabar Ventura (Danareksa) sebesar Rp. 32 juta, usaha ini mengalami kemajuan pesat.
Tenaga kerjanya berasal dari ibu-ibu anggota UPPKS, dengan hasil pertama sebanyak delapan botol dan dipasarkan dari rumah ke rumah kepada anggota masyarakat. Kini kapasitas produksi sirup jeruk nipis Intan Kencana mencapai 12 ribu botol, sedangkan tonik jeruk nipis mencapai 50 ribu botol sebulan.
Harga jual sirup jeruk nipis Rp. 6.500 sebotol, sedangkan tonik jeruk nipis seharga Rp. 2.000.
“Untuk bisa mencapai target tersebut, sekarang yang bekerja bukan hanya ibu-ibu anggota UPPKS Intan Kencana saja sebagai tenaga inti, tapi juga melibatkan anggota masyarakat lain. Mereka mulai dari yang terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) sampai anak-anak remaja pengangguran,” papar Nunung seraya menambahkan, jumlah tenaga kerjanya kini mencapai 50 orang.
Pesatnya kemajuan yang dicapai UPPKS Intan Kencana dalam memproduksi sirup dan tonik jeruk nipis mengakibatkan petani di Ciawi Gebang, kewalahan menyediakan bahan baku jeruk nipis. Sehingga untuk mendapatkan bahan baku perlu didatangkan dari Medan dan Lampung, yang selama ini dikenal sebagai daerah penghasil jeruk nipis yang cukup besar.
Upaya untuk mengembangkan usaha ini juga terus dilakukan, yaitu dengan membuat sirup dari mangga kweni. Namun, bahan baku menjadi hambatan, karena buah mangga kweni ini berbuahnya musiman, sehingga tidak bisa segera diproduksi.

Pemasaran sirup
Saat ini, pemasaran sirup maupun tonik jeruk nipis buatan UPPKS Intan Kencana selain di daerah jawa Barat sendiri, juga merambah ke kota-kota besar lainnya, baik di pulau Jawa dan Sumatera. Untuk lebih menarik konsumen mengkonsumsi sirup dan tonik jeruk nipis ini kemasannya ditambahkan assesoris tas dari anyaman bambu.
Dengan digunakannya anyaman bambu sebagai tas sirup dan tonik jeruk nipis , maka pemuda pengangguran di daerah Ciawi ini minimal bisa memiliki pekerjaan. “Dengan demikian, selain mengangkat tingkat ekonomi ibu-ibu dari keluarga pra-sejahtera, UPPKS Intan Kencana juga membuka lapangan kerja bagi anak-anak muda pengangguran, baik yang putus sekolah maupun korban PHK,” tukas mantan Kepala Urusan Desa.
Disinggung tentang perluasan jalur pemasaran, Nunung yang lulusan sekolah perawat kesehatan ini menuturkan, sebenarnya ada niatan untuk memperluas jaringan pemasaran. Namun kendala permodalan serta keterbatasan tenaga serta bahan baku memaksanya untuk sementara waktu puas dengan hasil yang sekarang. “Tapi, tahun-tahun mendatang Insya Allah akan saya penuhi, asalkan ada pengusaha besar yang mau menjadi bapak angkat dari usaha ini,” ucapnya kembali berharap.

Bagi hasil
Sistem pengupahan yang dilakukan Nunung Nurhayati selain gaji bulanan, setiap tahun juga diberikan bagi hasil, tentunya setelah dipotong modal awal serta dikurangi penyusutan dan biaya lain-lainnya. Selain itu, uang kesejahteraan dan pengobatan bagi anggota dan keluarganya yang sakit juga menjadi tanggungan dari kelompok UPPKS Intang Kencana.
Setiap tahun, biasanya keuntungan bersih yang akan dibagikan untuk anggota sejumlah Rp. 19 juta, sedangkan selebihnya sebesar Rp. 50 juga digulirkan lagi untuk modal berikutnya. Tak hanya itu, apabila ada pesanan dari daerah lain yang butuh modal besar maka keuntungan tersebut tidak dibagikan lebih dulu, tapi digunakan sebagai modal bergulir kembali. ()

Comments (40) »

TABULAMPOT SAWO, SEGAR DAN RAJIN BERBUAH

Tabloid Nova, Jumat, 22 Desember 2006, 9:20 AM

Rasa buahnya yang khas, tentu tak asing lagi bagi kita. Bagaimana jika kita pingin menanamnya dalam pot?

Sawo tergolong tanaman multiguna. Selain berfungsi sebagai tanaman penghijau di lahan-lahan kering dan kritis, sawo juga berfungsi sebagai penghasil getah untuk bahan baku industri permen karet. Tanaman ini juga rajin berbuah dengan rasa buah yang manis, segar, dan bergizi tinggi. Tak cuma itu, sawo pun bisa di-tabulampot-kan hingga punya nilai estetika tinggi, sekaligus sebagai apotik hidup keluarga.

SawoTanaman sawo (Achras zapota) termasuk famili Sapotaceae. Hidupnya menahun, batang berkayu keras, dan percabangannya cukup rapat. Bunga sawo muncul dari ketiak-ketiak daun, sedangkan buahnya terbentuk menggantung pada tangkai buah. Daging buah cukup tebal, mengandung banyak air, dan bergetah. Rasanya manis dan beraroma khas. Bijinya berbentuk bulat memanjang atau bulat pipih, hitam mengkilap, dan berkeping dua.
Dari biji, dapat digunakan untuk perkembangbiakan secara generatif. Namun demikian, khusus untuk tabulampot sawo, sebaiknya menggunakan bibit cangkok. Alasannya, umur panen relatif genjah, sekitar setahun bahkan bisa kurang. Sementara untuk bibit asal biji, akan berbuah sekitar 4-5 tahun.

CANGKOK SENDIRI
Pilih cabang yang cukup besar, sehat, dan lurus. Buat dua keratan melingkar cabang dengan jarak 5 cm, dan lepas kulitnya. Kerik kambium, dan biarkan selama 3 – 5 hari. Gunakan zat pengatur tumbuh akar (misal Rootone F), lalu oleskan pada bidang sayatan.
Ambil pembalut (sabut kelapa, lembaran plastik), lalu diikat pada bagian bawah keratan.

Selanjutnya, media cangkok (tanah subur dan pupuk kandang) diletakkan pada bidang keratan sembari dipadatkan hingga membentuk bulatan setebal 5 – 6 cm. Pembalut bagian atas juga diikat. Lalu ambil lidi, tusuk-tusukkan pada media yang telah terbungkus hingga membentuk lubang-lubang kecil.

Enam hingga delapan minggu kemudian, amatilah. Jika muncul akar-akar baru dari celah-celah pembalut, itu berarti pencangkokan sukses. Langkah selanjutnya adalah melakukan pendederan bibit cangkok sawo.

Siapkan polybag yang diisi campuran tanah subur dan pupuk kandang (1:1). Potong cangkokan, sebagian daun dan ranting. Lepas pembalutnya, dan masukkan di tengah-tengah polybag. Siram sampai basah. Simpan di tempat teduh dan aman. Setelah beradaptasi 4 minggu dan tunas-tunas baru bermunculan, bibit cangkok sawo dapat dipindahkan ke dalam pot.

POT DAN MEDIA TANAM
Mengingat tanaman ini nantinya diharapkan berbuah lebat, pilihlah pot yang kuat dan punya diameter sekurang-kurangnya 40 cm. Pot juga sebaiknya punya kaki dan berlubang pada bagian dasarnya. Media tanam harus lengkap berisi bahan organis dan anorganis. Yang termasuk organis adalah pupuk kandang, kompos, atau humus. Sedangkan yang anorganis meliputi tanah subur, pasir, pecahan genting, atau bata merah. Untuk tabulampot sawo, Anda bisa pilih memilih media tanam, seperti campuran tanah subur, pasir dan pupuk kandang (2:1:1), atau campuran tanah, sekam padi dan pupuk kandang (1:1:1), atau campuran tanah, serbuk gergaji dan pupuk kandang (1:1:1).

Cara mengisi media, masukkan selapis pecahan genting di dasar pot. Tambahkan selapis mos dan ijuk, lalu tambahkan lagi campuran media tanam berupa tanah subur dan pupuk kandang. Jangan lupa, berikan obat Furadan atau Curater sebanyak 2 sendok makan. Keluarkan bibit dari polybag, potong sebagian akar, cabang, ranting, atau daun yang berlebihan. Setelah itu, tanam dan padatkan media tanamnya. Siram sampai basah, dan simpan di tempat teduh untuk sementara.

Sering kita jumpai, kondisi tabulampot sawo tampak kering, kurus dan ogah berbuah. Kenapa? Jawabannya pasti karena kurang atau tidak dilakukan pemeliharaan dengan baik. Untuk itu, Anda harus melakukan pemupukan NPK, yang dapat diperoleh di kios atau toko pertanian terdekat.

Pada umur satu bulan, beri pupuk NPK (15-15-15) sebanyak 50 gram per pot. Caranya, benamkan merata sedalam 10 cm. Pemupukan berikutnya setiap 3 bulan sekali. Namun demikian, jika tanaman mulai berbunga, sebaiknya menggunakan NPK yang memiliki kandungan fosfat dan kalium lebih tinggi. Misalnya, NPK 15-20-20. Beri sebanyak 100 gram per pot

AGAR RAJIN BERBUAH
Idealnya, pembungaan dan pembuahan tabulampot sawo berlangsung terus-menerus sepanjang tahun. Pembungaan paling lebat terjadi pada musim penghujan. Namun, terkadang macet juga. Nah, untuk merangsang pembuahan, silakan simak beberapa tips berikut:
1. Sekitar 3 bulan sebelum musim hujan, beri pupuk NPK (15-20-20), dilanjutkan dengan teknik pengeringan berselang-seling. Contohnya, selama seminggu tidak disiram sama sekali (asal jangan sampai layu permanen). Setelah itu, siram sedikit demi sedikit selama 3 hari, dan keringkan lagi. Lakukan teknik pengeringan berulang-ulang hingga muncul tunas-tunas baru untuk pembungaan.

2. Ikat pangkal batang tabulampot sawo dengan kawat. Tujuannya untuk membatasi transportasi air dan unsur hara dari dalam tanah yang berlebihan.

3. Jangan ragu menambahkan zat pengatur tumbuh, misalnya Dekamon atau Atonik.

4. Potong akar dengan menyisakan 3 cabang akar.

ADA YANG BERAROMA DURIAN
Jenis sawo ternyata cukup banyak. Apa saja?

1. Sawo manila kulon
Bentuk buah lonjong, berbiji banyak, bergetah, dan cukup tahan disimpan.

2. Sawo manila betawi
Bentuk buah juga lonjong, berukuran besar, tidak banyak getah, rasa manis, tapi kurang tahan di simpan.

3. Sawo manila malaysia
Bentuk buah lonjong, berukuran besar, rasa buahnya manis.

4. Sawo manila karat
Bentuk buah agak lonjong, berukuran besar, berkulit tebal, kasar, dan berbintil-bintil kecil.

5. Sawo apel lilin
Bentuk buah bulat, berukuran agak besar, daging buah terasa agak keras.

6. Sawo apel kelapa
Bentuk buah bulat kecil-kecil, berkulit tebal, bergetah, berbiji banyak, dan tahan disimpan.

7. Sawo duren
Bentuk buah bulat, kulit buah halus, dan licin. Disebut sawo duren, karena aroma buahnya mirip dengan buah durian. Ada dua macam sawo duren, yakni sawo duren hijau dan sawo duren merah.

SEMBUHKAN DISENTRI
Selain buahnya yang lezat disantap, sawo ternyata juga memiliki khasiat untuk mengatasi beberapa penyakit atau kelainan.
A. Mengerem Diare
Ambil 1 buah sawo muda, cuci sampai bersih. Sawo diparut, lalu diperas dan disaring. Bila perlu, tambahkan sedikit air matang.

Silakan minum 2 kali sehari. Bisa juga menggunakan daun sawo. Sediakan 1 mangkok daun, lalu cincang dalam 2 gelas air bersih selama 15 menit. Nah, air rebusan ini diminum 3 kali sehari.

B. Menyembuhkan Radang Mulut
Ambil 1 mangkok daun sawo, lalu cincang dalam 2 gelas air bersih selama 10 menit. Pakai air hasil rebusan untuk berkumur.

C. Mengobati Disentri
Ambil 8 buah sawo muda, cuci bersih. Kunyah-kunyah halus dengan garam secukupnya. Sedikit demi sedikit ditelan, lalu minum air hangat. Lakukan 2 kali sehari hingga sembuh.
***

Comments (21) »

Tanaman Buah dalam Pot : Alternatif Hijaukan Lahan Terbatas

Sawo HIJAU bukan hanya milik rumah dengan pekarangan luas. Karena sempitnya lahan biasa disiasati dengan menanam pohon dalam pot, termasuk buah-buahan.
Tanaman buah dalam pot (tabulampot) bahkan punya fungsi ganda. Bukan saja memberikan kesan hijau pada lingkungan rumah, tetapi juga menghasilkan sekaligus juga berfungsi sebagai hiasan. Siapa yang tidak tertarik melihat tanaman dalam pot mampu memberikan buah seperti halnya pohon yang ditanam langsung di tanah.
“Bedanya, jumlah buahnya tidak sebanyak kalau pohon ditanam langsung di tanah. Dengan pot, meski dari potongan drum tetap saja medianya terbatas yang ada dalam pot itu saja”, kata Supandi, pakar tabulampot kepada Bernas Jogja Rabu (15/6) di kebunnya, Kepanjen Nogotirto Gamping Sleman, beberapa ratus meter di belakang Hero Supermarket Jalan Godean.
Menurut Supandi yang menekuni tabulampot sejak tahun 1984, pada dasarnya semua pohon buah-buahan bisa ditanam dalam pot. Meski secara fisik tidak tumbuh sebesar pohon biasa, namun dengan perawatan dan pemupukan yang baik, tabulampot juga cepat berbuah. “Karena bibitnya termasuk genjah, dikembangkan dengan sistem cangkok, okulasi maupun sambung pucuk”, katanya.
Ide pengembangan tabulampot, merupakan langkah Supandi mengakomodasi kepentingan keluarga-keluarga yang tak punya halaman, tetapi ingin memberikan sentuhan hijau segar di lingkungannya.
“Terutama permukiman di perkotaan, rata-rata lahannya kan sempit. Jadi tabulampot merupakan salah satu jawabannya”, katanya. Ke depan kecenderungan kebutuhan tabulampot akan semakin meningkat karena rata-rata lahan untuk rumah semakin sempit.
Di kebunnya seluas 1.500 meter, bila ditotal ada ratusan tanaman siap berbuah baik di drum, pot besar maupun polybag. Belum termasuk ratusan bibit yang relatif lebih kecil dan memerlukan waktu satu dua tahun untuk berbuah.
Segala macam mangga ada di sana. Jambu mulai jambu wudel, kluthuk, jamaica, brazil, dersana semua ada. Juga aneka jeruk, durian, nangka, sawo, blimbing, manggis, kemulwa, sirsat lokal dan Australia, duku, dondong. Bahkan sukun pun bisa ditanam dalam pot dan bisa berbuah.
Menurut Supandi, memelihara tabulampot tidak sulit. Dengan media tanam produksi Supandi yang merupakan campuran berbagai bahan antara lain inthil wedhus (kotoran kambing), cukup mendukung pertumbuhan pohon. Ia mencoba menghindari pupuk kimia.
Tabulampot juga luwes untuk dipindah-pindah tempat sesuai selera. Termasuk bagi keluarga yang ngontrak atau mereka yang kos, dengan mudah membawa tabulampot pindah ke rumah yang baru dalam kondisi tetap aman. “Kalau tanaman langsung di tanah kan nggak mungkin mbedhol untuk dibawa pergi”, katanya.
Supandi tidak hanya sekadar jualan pohon, tetapi bagi pembeli bisa mendapatkan kursus kilat gratis. Masyarakat yang ingin konsultasi pun diterima dengan senang hati.
Di tengah kebun sisi depan, ada sebuah pohon sawo manila yang ditanam dalam drum. Pohonnya jauh lebih besar dibanding yang lain, karena sudah berusia 21 tahun. Buahnya terus muncul sepanjang tahun. “Ini karya monumental saya”, katanya. (ato)

Sumber : http://www.bernas.co.id
Sabtu, 17 Sep 2005 22:41:53

Comments (2) »

Tabulampot Jeruk Nipis Tanpa Biji

RAJIN BERBUAH DAN BANYAK KHASIATNYA

Tabulampot tampaknya kini semakin digemari. Satu yang masih digandrungi adalah tabulampot jeruk nipis tanpa biji. Bagaimana menanamnya dan apa pula kelebihannya.

Berkat kemajuan teknologi di bidang pertanian, akhirnya bisa diperoleh jeruk nipis “tanpa biji” atau lebih popoler disebut “nonbiji”. Apa beda jeruk nipis berbiji dengan jeruk nipis nonbiji? Tanaman jeruk nipis berbiji antara lain dicirikan dengan buahnya yang berukuran kecil, berbiji, dan habitus tanaman relatif kecil (pendek). Sedangkan jeruk nipis nonbiji memiliki buah lebih gede ketimbang jeruk nipis berbiji, tidak mengandung biji, dan habitus tanaman relatif besar.

Di samping ditanam di pekarangan, tanaman jeruk nipis nonbiji (Citrus aurantifolia) juga bisa ditanaman dalam pot. Bahkan kini, tabulampot jeruk nipis nonbiji ini menjadi kebanggaan tersendiri. Kenapa? Alasan pertama karena ia memiliki profil tanaman yang cantik dan dapat dibentuk menjadi pendek. Kedua, dapat berbuah dan berbunga sepanjang tahun. Ketiga, mudah dipelihara dan dikembangbiakkan, serta yang keempat, dapat dipindah-pindahkan sesuai keinginan.

Jeruk nipis nonbiji dapat diperbanyak dengan cara vegetatif, yakni dengan okulasi, stek cabang, dan cangkok. Namun , sebagai langkah awal, Anda dapat membeli bibit jeruk ini yang berasal dari okulasi. Sebab menurut pengalaman, dari bibit okulasi akan menjadi tanaman dewasa yang tahan terhadap gangguan dan lebih cepat berbuah.

POT DAN MEDIA
Kita mengenal beberapa jenis pot, dengan bahan baku, bentuk dan warna yang bermacam rupa. Misalnya, pot dari semen, plastik, keramik, dan porselen dalam berbagai ukuran dan bentuk. Yang penting, ukuran pot disesuaikan dengan ukuran tanaman jeruk nipis nonbiji. Jika tanaman tersebut masih kecil, bisa dipakai pot berdiameter sekitar 20 – 40 cm. Tetapi, jika jeruk nipis nonbiji sudah gede, perlu dipindahkan ke pot berdiameter 50 – 60 cm. Beri lubang pada bagian dasar pot untuk membuang kelebihan air. Juga, pot sebaiknya memiliki kaki. Gunanya agar tampak bersih, sekaligus membantu memperlancar proses aerasi dan drainase.

Setelah pot disiapkan, kiranya perlu juga memikirkan media tanamnya. Beberapa persyaratan dalam pemilihan dan penyiapan media tanam antara lain: mudah merembeskan air yang berlebihan, tidak mengandung wabah hama dan penyakit, serta mengandung unsur hara, gembur, subur, dan kaya bahan aorganik.

Media tanam ini pun bergantung selera dan kebutuhan kita. Ada yang komposisinya campuran antara tanah, sekam, dan humus bambu (1 : 1 : 1), atau campuran antara tanah, pasir, dan pupuk kandang (1 : 1 : 1), atau campuran antara tanah, pupuk kandang, dan serbuk gergaji (2 : 1 : 1). Tersedia pula media tanam modern, campuran tanah dengan pupuk organik Super TW-Plus (6 : 1)

Setelah itu, dilanjutkan dengan pengisian media tanam ke dalam pot. Caranya, tutup lubang pada dasar pot dengan pecahan genteng atau batu bata merah. Isikan selapis pecahan genteng tersebut di dasar pot. Lalu, hamparkan selapis humus di atas pecahan genting dan isikan media tanam pilihan Anda hingga mencapai setengah bagian pot.

TANAM DAN PERAWATAN
Tatacara bertanam tabulampot jeruk nipis nonbiji adalah sebagai berikut. Siram media dalam polybag yang berisi bibit jeruk nipis nonbiji hingga basah. Kemudian, balikkan posisi polybag sembari ditepuk-tepuk bagian dasarnya, agar bibit keluar bersama media dan akar-akarnya. Pangkaslah sebagian cabang, ranting, dan daun yang tidak berguna. Hal ini untuk mengurangi terjadinya penguapan.

Adapun cara penanaman bibitnya adalah sebagai berikut. Letakkan bibit jeruk nipis nonbiji tepat di tengah-tengah pot secara tegak. Timbun dengan sisa media tanam tadi hingga penuh, sembari dipadatkan di sekitar pangkal bibit. Siram sampai cukup basah, bahkan bila perlu, untuk menambah kesuburan media, dapat ditambah dengan humus Gro-mate dengan dosis 1,5 – 2 cc/liter air, atau pembelah tanah Agri-SC dengan dosis 3 – 5 cc/liter.

Langkah lanjut, letakkan tabulampot jeruk nipis nonbiji pada tempat yang benar. Artinya, tempat itu terbuka, terkena sinar matahari pada pagi hari hingga pukul 11, aman dari segala gangguan, dan lingkungan sekitarnya pun mendukung. Dengan demikian, tabulampot jeruk nipis nonbiji akan tumbuh subur dan produktif berbuah. Jika memiliki lebih dari satu tabulampot jeruk nipis nonbiji, bisa diletakkan berjajar dan teratur. Tetapi juga dimungkinkan tidak berjajar, karena harus disesuaikan dengan kondisi setempat. Yang penting, jarak antar-pot sekurang-kurangnya 2 x 2 meter.

Jangan lupa, lakukan penyiraman. Caranya, dengan mengalirkan air melalui selang plastik ke dalam pot hingga cukup basah. Cara lain, melakukan teknik penyiraman dengan sistem sumbu dan sistem irigasi tetes sederhana.
Juga, meski media tanam yang digunakan sudah mengandung pupuk, sebaiknya tetap dilakukan pemupukan susulan. Sebulan setelah tanam, beri pupuk Urea, TSP dan KCL (2 : 2 : 1), dengan ukuran per pohon 2 sendok makan. Campuran tersebut dibenamkan di sekeliling pot sedalam 10 cm.
Kemudian, jika tabulampot jeruk nipis nonbiji mulai berbunga, beri pupuk NPK (15 – 15 – 15) dengan takaran per pohon 1 sendok makan, yang terlebih dulu dilarutkan dalam 10 liter air. Siramkan cairan pupuk pada media hingga cukup basah. Jika tanaman sudah rutin berbuah, tetap lakukan pemupukan sekurang-kurangnya 4 bulan sekali. Gunakan pupuk NPK (15 – 15 – 15) sebanyak 1 sendok makan per pohon, langsung benamkan sedalam 10 cm di sekeliling pot.

Sekurang-kurangnya ada tiga hama yang seringkali mengintai sekaligus menyerang tabulampot jeruk nipis nonbiji, yakni ulat papilio, kutu daun, dan lalat buah. Ulat papilio (Papilio memnon) acapkali menyerang daun dan tunas muda. Akibatnya, daun rusak berlubang-lubang bahkan gundul. Sedangkan kutu daun (Aphistavirisi) mengisap cairan pada bagian pucuk atau daun muda, sehingga pertumbuhan daun jeruk busuk lalu berguguran.
Nah, untuk mengendalikan ketiga hama tersebut, dapat dilakukan beberapa tindakan antara lain memotong bagian tanaman (daun, batang, buah) yang terserang berat, mengurangi daun yang terlalu rimbun, atau semprot dengan pestisida seperti Hostathiom 40 EC, Kelthane 200 EC, dan Cymbush 50 EC.

lBENTUK POHON DAN PENGATURAN BUAH
Kita ketahui bersama bahwa kecantikan penampilan tabulampot, termasuk tabulampot jeruk nipis nonbiji, terletak pada kondisi tanaman yang pendek, mahkota bagus, dan tunas-tunas bunga-buah selalu terangsang tumbuh. Oleh karena itu, perlu dilakukan pembentukan pohon dan pengaturan buah.

Idealnya, memakai rumusan “139”. Artinya, hanya 1 batang utama (pokok) yang dipelihara pada ketinggian 80 – 100 cm, lantas 3 cabang primer terpilih sepanjang 30 – 50 cm, dan 9 cabang sekunder terpilih sepanjang 30 – 50 cm. Pemangkasan dilakukan pada musim penghujan. Setelah dipangkas, pada setiap luka pangkasan diolesi cat atau ter.

Untuk merangsang pembungaan tabulampot jeruk nipis nonbiji, dilakukan teknik pengertian media tanam. Caranya, media tanam dalam pot selama beberapa hari sengaja tidak disiram (tapi awas, jangan sampai layu permanen). Setelah itu, siram sedikit demi sedikit, dan keringkan lagi hingga tanaman tampak layu, lalu siram perlahan-lahan sampai cukup basah. Perlakuan ini memakan waktu sekitar 4 – 6 minggu. Diharapkan bisa berbunga. Andaikata tetap tidak berbunga, tambahkan pupuk TSP sebanyak 50 gr/pot.

Terkadang, untuk menjaga agar tanaman berbuah sepanjang tahun, dan buah-buah itu tetap bagus, digunakan zat pengatur tumbuh (ZPT). Beberapa ZPT dapat dipakai seperti Hobsanol, Atonik, Ethrel, Cultar, dan sebagainya. Anda bisa membelinya di toko/kios pertanian terdekat.

Namun demikian, Anda juga perlu mengatur pembuahan. Oleh sebab itu, buah pertama sebaiknya dibuang seluruhnya. Hal ini dimaksudkan untuk merangsang pembentukan tunas-tunas produktif, sehingga pembungaan dan pembuahan lebih dekat. Jika buah-buah jeruk nipis nonbiji itu terlalu dekat, sebaiknya juga dijarangkan, agar buah-buah yang dipetik cukup besar dan relatif besar. Waktu penjarangan dilakukan pada saat buah masih ‘pentil’ seukuran kelereng.

BISA TINGKATKAN GAIRAH SEKSUAL
Selain kaya vitamin dan mineral. buah jeruk nipis nonbiji juga mengadung zat bioflanid, asam sitrat, dan minyak atsiri limonen. Beberapa khasiat dan manfaat jeruk nipis nonbiji lainnya adalah sebagai berikut:

– Gairah seksual meningkat
Ambil jeruk nipis nonbiji, lalu potong dan peras untuk diambil airnya. Tambahkan kuning telur ayam kampung dan sedikit gula merah. Aduk sampai merata. Minumlah seminggu sekali.
– Bikin Suara Merdu
Ambil dua buah jeruk nipis nonbiji, lalu potong dan peras untuk diambil airnya. Tambahkan sedikit kapur sirih, kemudian diaduk dan sembari diberi satu sendok madu asli. Silakan diminum seminggu sekali selama sebulan.
– Usir Batuk
Siapkan 3 buah keruk nipis nonbiji. Potonglah menjadi dua bagian yang sama, lalu oleskan kapur sirih pada kedua bidang potongan tadi. Takupkan kembali, lalu tusuk dengan lidi, dan panggang di atas perapian sampai keluar buih-buih kapur sirih. Oleskan buah kapur sirih pada bagian tenggorokan. Juga, peras buah jeruk nipis nonbiji dan ambil airnya, lalu minum.
– Turunkan demam
Siapkan 4 buah jeruk nipis nonbiji. Setiap jeruk dipotong menjadi 4 bagian. Peraslah dan ambil airnya, lalu kukus air jeruk tersebut selama 30 menit. Angkat dan biarkan hingga suam-suam kuku. Tambahkan sedikit ragi tape dan 4 siung bawang merah yang telah dimemarkan, alu aduk sampai merata. Oleskan pada sekujur tubuh anak yang sedang panas.

Sumber : TAbloid Nova

Comments (43) »

Tips Tabulampot

Buat Anda yang gemar menanam tanaman buah dalam pot (Tabulampot) ada baiknya menyimak tips singkat berikut ini.

Untuk merangsang tabulampot Anda berbunga, berikan pupuk daun dengan kandungan P tinggi. Hal ini juga harus dibarengi dengan pemberian hara yang cukup pada media tanam, seperti memberikan NPK pada media tanam (Kandungan NPK bisa setara atau P-nya lebih tinggi).

Setelah tanaman mulai berbunga, di sinilah diperlukan “ketegaan” kita. Perhatikan rasio/perbandingan jumlah daun dan bunga/buah nantinya. Jangan merasa sayang untuk membuang/menjarangkan bunga jika terlihat berlebihan dibandingkan jumlah daunnya.

Ada yang menyarankan untuk membuang buah yang pertama terbentuk. Hal ini ada baiknya karena buah yang pertama terbentuk cenderung berkembang lebih pesat sehingga akan menghambat/mengurangi perkembangan bunga/buah berikutnya. Penjarangan buah yang terbentuk dilakukan sedini mungkin agar makanan/energi tanaman tidak banyak terbuang. Buang buah yang terlihat kurang mulus, bengkok, dan lain-lain. Bungkus buah yang terbentuk untuk mencegah serangan lalat buah atau hama dan penyakit lainnya.

Harap diingat penjarangan ini harus dilakukan, jika tidak hasilnya akan fatal. Tanaman Anda bisa mati atau paling tidak mogok berbuah pada musim berikutnya. Selamat menjadi orang yang “tega” demi kebaikan, hehehehe….. .

Mari berkebun…

CU

Mukti

Comments (47) »