Archive for Januari 8, 2007

Kita Memiliki Ratusan Varietas Jeruk

MINGGUAN Far Eastern Economic Review (FEER)
pertengahan bulan Oktober lalu menampilkan tulisan
The Great Horticultural Revolution, China’s Farmers Are
Rocking World Markets. Intinya, betapa hebat negeri
China dalam waktu singkat muncul menjadi produsen
produk buah dan sayuran dunia yang nyaris menyodok
dominasi Amerika Serikat.
Sejumlah petani yang semula adalah pensiunan pegawai
pemerintahan negeri Tirai Bambu itu, tidak berhenti
bekerja begitu saja setelah menyandang status
pensiunan tersebut. Mereka menanam berbagai jenis
sayuran dan buah. Produk mereka bisa memasuki pasar
Jepang, Singapura, dan bahkan mulai merambah
Amerika Serikat (AS).
Di Indonesia, produk mereka mudah dijumpai di pasar
swalayan. Produk mereka mendominasi pasar
dibandingkan dengan produk lokal ataupun produk impor
lainnya. Kekayaan kita yang melimpah hampir terlibas
oleh produk-produk mereka.
Padahal kita memiliki berbagai komoditas hortikultura
yang juga tak kalah hebat. Salah satunya adalah jeruk.
Kita sering kali tidak mau untuk sejenak mengamati
tanaman jeruk yang ada di sekitar kita. Sepertinya
semua itu sudah menjadi hadiah alam sehingga
cenderung membiarkannya, sedangkan produk impor
terus membanjiri pasar.
Loka Penelitian Tanaman Jeruk dan Hortikultura
Subtropis (Lolitjeruk), Badan Libtang Pertanian, yang
berada di Kota Batu, Provinsi Jawa Timur, sudah lama
berusaha mengumpulkan salah satu kekayaan sumber
daya hayati ini. Lembaga ini sudah mengumpulkan
paling tidak 160 varietas jeruk dari Sabang sampai
Merauke, serta sedikit dari varietas luar negeri.
Beberapa di antaranya adalah jeruk keprok Tejakula,
Sipirok, Kacang, Siem, Banjar, Sioumpu, Siam Madu,
dan Bali Merah. Ada juga Crifta 01, Jemari Taji, Pamelo
Ratu, Raja, Magetan, Sri Nyonya, Nambangan, dan jeruk
manis Pacitan.
Lembaga ini memiliki kebun yang berisi berbagai jenis
tanaman jeruk yang terletak di Kebun Percobaan Punten
tidak jauh dari Kota Batu. Satu varietas terdiri dari dua
pohon induk (mother tree). Tanaman ini dilindungi dalam
sebuah rumah yang tertutup oleh kain kasa.
Pengamanan ini agar tidak ada vektor penyakit yang
masuk dan bisa merusak tanaman jeruk.
KEPALA Lolitjeruk Ari Supriyanto dan peneliti jeruk
Anang Triwiratno mengatakan, berbagai varietas jeruk ini
pada dasarnya secara komersial dikelompokkan menjadi
beberapa jenis, yaitu jeruk manis, jeruk keprok, jeruk
siam, dan jeruk jenis tertentu.
Jeruk manis (Citrus sinensis) adalah jeruk yang memiliki
kulit tebal dan biasanya untuk dapat dikonsumsi harus

dipotong dengan pisau. Jeruk yang termasuk dalam
kelompok ini antara lain jeruk Pacitan dan jeruk
Valensia.
Adapun jeruk keprok (Citrus reticulata) atau dalam
perdagangan internasional disebut jeruk Mandarin. Jeruk
ini memiliki ciri berkulit tebal dan buahnya agak besar.
Jeruk ini pada awalnya banyak ditemukan di China dan
Asia Tenggara. Jeruk ini dibawa ke Eropa dan Amerika
sekitar tahun 1800-an. Jadilah jeruk ini mendunia.
Sementara jeruk siam (Citrus suhuensis) atau disebut
jeruk Tanggerin memiliki ciri berkulit tipis. Anang
Triwiratno mengatakan, hampir 80 persen jeruk yang
ada di Indonesia merupakan jeruk siam.
Jeruk jenis tertentu terdiri dari jeruk nipis, jeruk pamelo
atau jeruk besar, jeruk purut, dan jeruk sambal. Jeruk
Bali termasuk dalam jeruk pamelo atau jeruk besar itu.
Sedangkan jeruk sambal misalnya limau yang sering
dipakai untuk “mengasamkan” siomay. Sampai saat ini
jeruk yang disebut benar-benar asli Indonesia adalah
jeruk nipis.
DI antara berbagai jenis buah-buahan, jeruk merupakan
salah satu komoditas yang banyak dikonsumsi
dibandingkan dengan buah lainnya. Bila diusahakan
secara komersial, jeruk akan memberi keuntungan yang
besar karena konsumsi jeruk sangat tinggi. Permintaan
jeruk mulai dari anak-anak hingga orang tua.
Perkembangan luas areal tanaman jeruk seperti yang
tercatat di Badan Pusat Statistik (BPS) dari 24.563
hektar dengan produksi 696.422 ton pada tahun 1997,
kemudian meningkat pada tahun 2002 menjadi luas
panen 47.824 hektar dengan produksi 968.132 ton.
Meski demikian, pertanyaannya mengapa jeruk impor
membanjiri pasar?
Ari Supriyanto mengatakan, tingginya impor jeruk sejak
beberapa tahun lalu sebenarnya memperlihatkan adanya
permintaan jeruk jenis tertentu. Ini juga menjadi
tantangan bagi produsen dalam negeri. Permintaan jenis
ini harus diikuti dengan penelitian hingga dihasilkan jeruk
yang sesuai dengan selera konsumen.
Dengan demikian, meski kita memiliki banyak varietas
jeruk, maka yang harus dilakukan adalah rasionalisasi
penanaman jeruk. Beragamnya varietas jeruk
menyebabkan mutu jeruk yang dihasilkan sangat
beragam dan akibatnya pemasaran jeruk tidak efisien.
Untuk itu, harus dicari jeruk-jeruk unggul yang sesuai
dengan selera konsumen baik lokal maupun luar negeri
yang dibudidayakan. Sangat boleh jadi beberapa
varietas jeruk tidak disukai di dalam negeri tetapi kalau
pasar di luar negeri membutuhkan, maka budidaya jeruk
jenis ini pun perlu dilakukan untuk tujuan ekspor.
Beberapa pemerintah daerah menyadari hal ini. Potensi
penanaman jeruk di daerah tertentu dimaksimalkan dan
hanya jeruk tertentu yang ditanam di daerah ini.
Kebangkitan jeruk mulai terlihat seperti di Kabupaten
Sambas, Provinsi Kalimantan Barat, dan beberapa
kabupaten di Provinsi Jawa Timur.(ANDREAS
MARYOTO)

Comments (10) »

Ucapan Terima Kasih

Hari ini Saya Senang sekali, bayangkan dalam waktu kurang dr 1 bulan, weblog Saya sudah dibaca oleh lebih dari 1000 orang. Terima kasih wordpress, WordPress memang dahsyat.

Terima kasih juga kepada para pembaca yg sudah meluangkan waktu utk berkunjung ke Blog Saya. Jujur Saya akui, Saya bukan orang yg mahir ber-TaBuLamPot. Saya mengumpulkan file, menulis hasil x’perimen, motivasinya adalah sebagai catatan yg bisa Saya buka kembali disaat Saya memerlukannya.

Tapi, bila itu juga menarik minat banyak orang utk membaca (terbuktikan pengunjung blog Saya rata-rata 50 orang / hari) dan kemudian berguna utk umum, wah…Saya senang sekali. Dan Saya patut mengucapkan banyak terima kasih.

Pertanyaannya sekarang adalah, dr 1000 pengunjung, hampir tidak ada yg meninggalkan jejak beruap comment ? Berarti gaya tulisan Saya kurang provokatif.
Hmmm, Saya akan merubahnya. Bagaimana caranya ?
Please, berilah comment Anda agar bisa Saya jadikan koreksi.

Terima kasih, Pembaca.

Mari berkebun…!

Salam

Mukti Prayitno
0815-10-272-683

Comments (2) »